BERBEDA dengan dunia elektronik, industri ponsel Jepang sepertinya tidak banyak berpengaruh di negeri ini. Selain merek Sony Ericsson yang merupakan produk patungan seimbang antara Jepang dan Swedia, tidak pernah ada lagi merek ponsel dari Jepang yang beredar di pasaran.
Tidak banyak yang tahu bahwa kebanyakan pembuat ponsel di negeri sakura itu juga adalah pemain pada industri elektronik kelas dunia. Yang saat ini masih sesekali terlihat di pameran global, seperti Panasonic, Toshiba, dan Sharp juga menjadi raksasa ponsel di negeri itu.
Ponsel Jepang, di luar Sony Ericsson, sekitar empat tahun lalu dikeluarkan oleh Panasonic, tetapi kemudian kiprahnya tidak terdengar lagi. Baru kemudian Sharp secara diam-diam meluncurkan produk ponsel perdananya dan sempat memamerkan dalam ajang Ekspo Jepang-Indonesia di Kemayoran, Jakarta, November lalu.
Ponsel Sharp WX-A92, nama yang cukup sulit untuk diingat, merupakan ponsel lipat yang layarnya bisa diputar 90 derajat. Bentuk seperti ini memang sangat khas sebagai ponsel yang didedikasikan untuk menyaksikan tayangan televisi.
Bahkan, sebelum WX-A92 diluncurkan khusus di kalangan para dealer Sharp seluruh Indonesia itu, sudah ada ponsel dengan mekanisme yang serupa. Ponsel buatan China bermerek Asiafone memiliki mekanisme membuka yang sama persis, hanya tentu teknologi yang ada di dalamnya yang membedakan, seperti kemampuan akses ke jaringan dan resolusi layar.
Mekanisme membuka dan menyilangkan layar yang khas itu mereka sebut cycloid style, panel LCD dapat berotasi 90 derajat dan berganti dari portrait menjadi landscape. Sharp mendesain layarnya sehingga sudut-sudut terhindar dari engsel saat memutarnya menjadi landscape sehingga tampilan bisa disaksikan secara handheld atau pada meja.
Pihak Sharp tampaknya juga menyadari persaingan di rimba ponsel negeri ini sudah demikian hebat. Sudah tentu mereka tidak ingin salah melangkah dan bahkan untuk memasarkan produk ponsel pertamanya di Indonesia itu masih membutuhkan jalur distribusi melalui para dealer elektroniknya.
Dari kemampuan teknologi, Sharp telah melahirkan ponsel dengan resolusi VGA (640 x 480 pixel), pertama di dunia pada layar selebar 2,4 inci. Aplikasi ini pertama kalinya diperkenalkan dalam ponsel lipat Vodafone 904SH, sudah beredar di Jepang lebih dari dua tahun lalu.
Untuk pasar di Indonesia sampai saat ini masih bertahan dengan resolusi QVGA atau ukuran seperempat VGA. Bahkan, diperkirakan layar VGA untuk layar ponsel baru akan dimulai tahun 2009.
Ponsel Jepang
Kebanyakan produsen ponsel Jepang seperti hidup di dunianya sendiri. Mereka menguasai teknologi, tetapi tidak menguasai pasar global. Mereka sangat inovatif, tetapi teknologi mereka belum tentu bisa diaplikasikan begitu saja di luar negerinya karena jaringan di luar yang belum siap.
Negeri matahari terbit itu bagaimanapun merupakan negara pertama yang menerapkan teknologi jaringan 3G (generasi ketiga) yang lima tahun kemudian baru merambah ke Indonesia. Pada awalnya (terutama 2002) para produsen lokal Jepang hanya bisa memenuhi kebutuhan ponsel 3G untuk negerinya, di luar Jepang tidak didukung jaringan.
Meski demikian, munculnya ponsel Aquos WX-A92 ini secara teknologi jaringan sebenarnya sudah tidak ada hambatan. Hanya memang aplikasi, seperti penerima siaran TV digital, belum bisa dimanfaatkan karena belum ada stasiun TV yang menayangkan siaran secara digital untuk ponsel.
Kecepatan akses ke jaringan GSM sudah mampu sampai teknologi 3,5G atau yang lebih dikenal dengan high-speed downlink packet access (HSDPA), selain tentu juga mengakses dengan kapasitas 3G atau EDGE atau bahkan 2G sesuai dengan ketersediaan jaringan di negeri ini.
Ini yang membedakan dengan ponsel China, yang hampir semua baru bisa mengakses jaringan 2G saja atau maksimal sampai GPRS. Teknologi yang membedakan lainnya adalah resolusi layar, bukan lagi QVGA, tetapi layar lebar 3,2 inci itu sudah berlayar VGA dalam hal ini adalah 854 x 480 pixel.
Beberapa kelebihan dari VGA terutama akan menampilkan gambar yang lebih tajam dan lebih halus dibandingkan dengan QVGA. Tampilan ini sangat bermanfaat untuk menangkap tayangan TV digital dan mengakses internet bisa secara penuh diterima tanpa harus menggeser ke kanan atau ke kiri layar sehingga dengan LCD 3.2 ini dapat melihat situs web sama seperti sebuah PC.
Ponsel ini juga berfungsi sebagai document viewer yang bisa melihat berkas pada komputer*, seperti Microsoft Excel. Ukuran maksimal file yang dapat dilihat adalah 10 MB. Beberapa bagian dapat ditampilkan berbeda dari PC, tergantung dari isi dari file.
Kamera digital dengan otofokus 3.2 megapixel bisa mengambil gambar diam sampai maksimal 1536 x 2048 pixels, termasuk format panoramic, baik secara horizontal maupun vertikal—hanya dengan memutar kamera ke samping atau vertikal.
Merekam video bisa sampai ukuran VGA 30 fps (frame per detik). Sekalipun demikian, untuk memutar ulang bisa memainkan video streaming pada ukuran QVGA yang kompatibel dengan standar kompresi video H.263/.264.
Sebagai pemutar musik digital tidak hanya bisa memainkan format MP3, tetapi juga berkas AAC, AAC+, dan juga AAC+e. Pada ponsel Aquos ini juga sudah ditanamkan modul Bluetooth A2DP/AVRCP sehingga pengguna bisa mendengar musik stereo bluetooth headset.
Untuk pertama kali Sharp hadir dengan satu model, yakni variasi dengan membuat lima warna yang berbeda, yaitu warna black, gold, silver, pink, dan white.
Minggu, 10 Mei 2009
Ponsel Jepang Mulai Bangkit?
Label:
HANDPHONE
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar