WALAUPUN belum populer dan kerap diabaikan, GERD dapat mengganggu kehidupan penderitanya. Misalkan saat melakukan aktivitas fisik sehari-hari di rumah seperti berkebun dan berolahraga, dapat timbul gejala yang mengganggu seperti nyeri dada.
Demikian pula saat sedang melakukan kegiatan sosial semisal berkumpul makan bersama teman dan kolega, di mana gejala lebih terasa mengganggu saat makan dan setelah makan. Kesulitan tidur juga dialami hampir 80 persen pasien GERD sehingga mereka mengeluhkan rasa lelah keesokan harinya. Bagi pasangan yang sudah menikah, GERD dapat menjadi ancaman menurunnya kualitas hubungan seksual.
Dr H Ari Fahrial Syam SpPD KGEH MMB, menuturkan, gejala GERD biasanya lebih terasa saat pasien sedang tidur dalam posisi telentang. "Pada malam hari, sebaiknya makanlah tiga jam sebelum tidur. Selain itu, setiap kali habis makan jangan langsung tidur atau berbaring telentang," saran dia.
Memodifikasi gaya hidup dan pola makan adalah dua langkah nyata agar jangan sampai terkena GERD, atau mencegah komplikasi bagi yang sudah terkena. Contohnya adalah berhenti merokok atau konsumsi alkohol, menurunkan berat badan, dan diet rendah lemak.
Stres juga ternyata dapat meningkatkan produksi asam lambung sehingga perlu dikendalikan atau dicegah. Adapun untuk pengobatan ditujukan, terutama untuk menekan produksi asam lambung sebaik mungkin.
Dalam hal ini, Proton Pump Inhibitor (PPI) merupakan obat yang direkomendasikan bagi pasien dengan gejala yang berkaitan dengan asam lambung, seperti halnya GERD ini. Cara kerjanya adalah dengan menghambat pompa asam yang terdapat pada sel di lambung sehingga mencegah terjadinya pelepasan asam lambung.
Esomeprazole magnesium yang merupakan senyawa obat golongan PPI akan bekerja mengikat dan menghambat pompa asam yang terdapat pada sel di dalam lambung sehingga menghentikan produksi asam lambung. Dalam proses ini, esomeprazole juga menurunkan tingkat keasaman lambung dan membantu proses penyembuhan erosi pada kerongkongan atau radang lambung serta radang usus dua belas jari.
"Setelah diterapi dengan PPI selama 1-2 minggu,umumnya pasien secara klinis mengalami perbaikan gejala sekitar 50 persen-75 persen," ungkap Ari.
Kendati demikian, pada beberapa kasus pasien GERD, dibutuhkan penatalaksanaan jangka panjang. Operasi anti-reflux merupakan salah satu modalitas terapi yang bisa ditempuh pasien yang sudah menderita GERD dalam waktu lama. Nah, bagi Anda yang ingin mengetahui lebih lanjut perihal penyakit terkait asam lambung dan GERD, PT AstraZeneca Indonesia menyediakan sarana edukasi melalui website www.asamlambung.com
Minggu, 10 Mei 2009
Hilangkan Gejala, Cegah Komplikasi
Label:
KESEHATAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar