Senin, 11 Mei 2009

MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT???*

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi,usia yg
sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun.
Kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit
Istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun dan
dikarunia 4 anak. Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya
melahirkan anak ke-empat, tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa
digerakkan, ini terjadi selama 2 tahun.
Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa
tidak bertulang.
Lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran
menyuapi dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur.
Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV
supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum;
untunglah tempat usaha pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya
sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan
selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan
apa2 saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi.
Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya
setiap berangkat tidur
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun,dengan sabar
dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka.
Sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari...ke empat anak Suyatno berkumpul dirumah orang
tua mereka sambil menjenguk ibunya.
Karena setelah anak mereka menikah mereka tinggal dengan keluarga
masing2 dan Pak Suyatno memutuskan dia yg merawat ibu mereka,
yang dia inginkan hanya satu agar semua anaknya dapat berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami
ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat
ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak.......
bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" .
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2 "sudah yg keempat
kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan
mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak,dengan
berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji
akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2nya.
"Anak2ku .... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk
nafsu, mungkin bapak akan menikah..... tapi ketahuilah dengan adanya
ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan
kalian....sejenak kerongkongannya tersekat... kalian yg selalu kurindukan
hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai
dengan apapun.
Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti
ini ??
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan
bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain,
bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak Suyatno merekapun melihat
butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya
mata suami yg sangat dicintainya itu......

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu setasiun
TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan
pertanyaan kepada pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25
tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2..disaat itulah meledak
tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum
perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno
bercerita : "Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta
dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran,
perhatian adalah kesia-siaan.

Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu
dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati
dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yg lucu2..
Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama... dan itu
merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk
mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya
apalagi dia sakit,,,"

0 komentar:

Posting Komentar